Minggu, 14 Desember 2014

PERLU DIKETAHUI TENTANG ....KEBERATAN, BANDING, GUGATAN DAN PK

KEBERATAN, BANDING, GUGATAN DAN PENINJAUAN KEMBALI



KEBERATAN

Dalam  pelaksanaan  ketentuan  peraturan  perundang-undangan  perpajakan kemungkinan terjadi bahwa Wajib Pajak (WP) merasa kurang/tidak puas atas suatu               ketetapan          pajak                 yang     dikenakan               kepadanya       atau    atas pemotongan/pemungutan       oleh        pihak   ketiga.   Dalam   ha in W dapat mengajukan keberatan.

Hal-Hal yang Dapat Diajukan Keberatan

Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas:

a.  Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).
b.  Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT).
c.  Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB). d.  Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN).
e.  Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga.




Ketentuan Pengajuan Keberatan

Keberatan diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di tempat
WP terdaftar, dengan syarat:

a. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.

b.  Wajib  menyebutkan  jumlah  pajak  yang  terutang  atau  jumlah  pajak  yang dipotong  atau  dipungut  atau  jumlah  rugi  menurut  penghitungan  WP  dan disertai alasan-alasan yang jelas.

c. Satu keberatan harus diajukan untuk satu jenis pajak dan satu tahun/masa pajak.

Pengajuan     keberatan      tidak   menunda       kewajiban      membayar       pajak     dan pelaksanaan  penagihan  pajak  dan  keberatan  yang  tidak  memenuhi  syarat, dianggap bukan Surat Keberatan, sehingga tidak diproses.

Mulai 1 Januari 2008 dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit  sejumlah  yang  disetujui  Wajib  Pajak  dalam  pembahasan  akhir  hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan.




Jangka Waktu Pengajuan Keberatan



Keberatan  harus  diajukan  dalam  jangka  waktu  3  (tiga)  bulan  sejak  tanggal SKPKB,      SKPKBT,       SKPLB,                   SKPN           atau             sejak        tanggadilakukan pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga.

1.  Untuk surat keberatan yang disampaikan langsung ke KPP, maka jangka waktu  3  (tiga)  bulan  dihitung  sejak  tanggal  SKPKBSKPKBT,  SKPLB, SKPN  atau  sejak  dilakukan  pemotongan/pemungutan  oleh  pihak  ketiga sampai saat keberatan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak.

2.  Untuk surat keberatan yang disampaikan melalui pos ( harus dengan pos tercatat ), jangka waktu 3 bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sampai dengan tanggal tanda bukti pengiriman melalui Kantor Pos dan Giro.




Penyelesaian Keberatan

1.  Direktur  Jenderal  Pajak  dalam  jangka  waktu  paling  lama  12  (dua  belas) bulan sejak tanggal keberatan diterima, harus memberikan keputusan atas keberatan  yang  diajukan.  Apabila  dalam  jangka  waktu  12  (dua  belas) bulan  telah  lewat  dan  Direktorat  Jenderal  Pajak  tidak  memberi  suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut dianggap diterima.
2.  Keputusan Keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak terutang.




Permintaan Penjelasan/Pemberian Keterangan Tambahan

1.  Untuk        keperluan        pengajuan         keberatan WP           dapat           meminta penjelasan/keterangan  tambaha da Kepala   KP wajib   memberikan penjelasan  secara   tertulis  hal-hayang     menjadi                 dasar             pengenaan, pemotongan, atau pemungutan.
2.  W dapa menyampaika alasa tambaha ata penjelasa tertulis sebelum surat keputusan keberatannya diterbitkan.



Tata Cara Pengajuan Permohonan Banding

Apabila  WP  tidak  atau  belum  puas  dengan  keputusan  yang  diberikan  atas keberatan,  WP  dapat  mengajukan  banding  kepada  badan  peradilan  pajak, dengan syarat:

a.     Tertulis dalam bahasa Indonesia.
b.     Dalam jangka waktu 3 bulan sejak keputusan atas keberatan diterima.
c.     Alasan yang jelas.
d.     Dilampiri salinan Surat Keputusan atas keberatan.


e.     Terhadap satu keputusan diajukan satu surat banding.
f.      Jumlah pajak yang terutang dimaksud dibayar sebesar 50%



Pengajuan permohonan Banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.

Putusan  badaperadilapajak  bukan  merupakan  keputusan  Tata  Usaha
Negara.



Imbalan Bunga

Apabila  pengajuan  keberatan  atau  permohonan  banding  diterima  sebagian ata seluruhnya sepanjan utan paja sebagaiman dimaksu dalam SKPKB     dan       SKPKBT             teladibayar yang     menyebabkan                 kelebihan pembayaran pajak, maka kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan, paling lama 24 (dua  puluh  empat)  bulan  dihitung  sejak  tanggal  pembayaran  pajak  sampai dengan diterbitkannya Keputusan Keberatan atau Putusan Banding.



Gugatan

Wajib  Pajak  ataPenanggung  Pajak  dapamengajukaGugatan  kepada
Pengadilan Pajak terhadap:

1.  Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
Pengumuman Lelang.
2.  Keputusan  yang  berkaitan  dengan  pelaksanaan  keputusan  perpajakan selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 Ayat (1) dan Pasal 26 UU KUP.
3.  Keputusan pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 UU KUP
yang berkaitan dengan STP.
4.  Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 yang berkaitan dengan
STP.

Jangka Waktu Pengajuan Gugatan

a.  Gugatan      terhadap     angka     1    diajukan      paling     lambat     14    hari    sejak pelaksanaan  Surat  Paksa,  Surat  Perintah  Melaksanakan  Penyitaan  atau Pengumuman Lelang.

b.  Gugatan terhadap angka 2, 3, dan 4 diajukan paling lambat 30 hari sejak tanggal diterima Keputusan yang digugat.



Peninjauan Kembali

Apabila     pihak     yang     bersangkutan       tidak/belum      puas     dengan     putusan
Pengadilan      Pajak,     maka      pihak     yang     bersengketa      dapat     mengajukan


Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak dan hanya dapat diajukan satu kali.



Alasan-Alasan Peninjauan Kembali:

a.  Putusan Pengadilan Pajak didasarkan pada kebohongan atau tipu muslihat.
b.  Terdapat bukti tertulis baru dan penting dan bersifat menentukan;
c Dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari yang dituntut.
d.  Ada suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya.
e.  Putusan nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Jangka Waktu Peninjauan Kembali

1.  Permohonan Peninjauan Kembali dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam  angka 1 dan 2 diajukan paling lambat 3 bulan sejak diketahuinya kebohongan atau tipu muslihat atau ditemukan bukti tertulis baru;


2.  Permohonan Peninjauan Kembali dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 4, da 5 diajukan paling lambat 3 bulan sejak putusan dikirim oleh Pengadilan Pajak.


RH In-House Training
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Akuntansi dan Perpajakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar